Minggu, 26 April 2020

Suster Apung Andi Rabiah

Kabid Dikdas
Andi Robiah akan mengingatkan kita bahwa semua manusia saling ketergantungan satu sama lain. Masyarakat di sekitar pulau Laut Flores, Laut Jawa, dan Selat Makassar menggantungkan kesehatnnya kepada Ibu Andi Robiah. Begitu juga Ibu Andi Robiah menggantungkan pekerjaannya kepada penyewa kapal.

Hubungan saling ketergantungan adalah hubungan yang menunjukkan adanya ketergantungan antara orang yang satu dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri. Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya.

Mengapa ada ketergantungan antarmanusia? Karena manusia adalah makhluk sosial yang memang saling membutuhkan dan tidak bisa hidup tanpa orang lain. Seperti pada cerita ibu Andi Rabiah berikut ini.

Mungkin kalian biasa bertemu suster di Puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Ibu Andi Rabiah juga seorang suster, tetapi kamu tidak akan menemuinya di klinik atau rumah sakit. Ia dikenal dengan nama Suster Apung. Kalian akan sulit menemuinya di Puskesmas, klinik atau rumah sakit tertentu, karena ia lebih sering mengarungi lautan. Berbekal tekad dan perahu ia berkeliling ke pulau-pulau kecil di antara Laut Flores, Laut Jawa, dan Selat Makassar untuk membantu mengobati pasien-pasien di sana. Keinginannya satu, membantu sesama yang butuh pertolongan.
Andi Robiah akan mengingatkan kita bahwa semua manusia saling ketergantungan satu sama lai Suster Apung Andi Rabiah

Mengarungi lautan lepas beratap langit, ombak tinggi membasahi badan, atau oleng diterjang badai sudah biasa dialaminya. Lumba-lumba pun menjadi sahabat selama perjalanan. Walaupun dengan tekad bulat, kondisi cuaca tentu harus dipertimbangkan. Pernah terjadi, perahunya hancur menerjang karang ketika dilanda ombak dahsyat. Ia terdampar, kemudian meminta bantuan melalui pesan yang ditulis di atas tempurung penyu bekas. Namun, cuaca tidak mendukung. Angin besar, ombak menggunung, hujan badai, membuat ia harus menunggu tujuh hari tujuh malam hingga memperoleh bantuan.

Suster Apung memahami, walau bersahabat dengan laut, cuaca tetap menjadi faktor yang harus dipertimbangkan. Jangan sampai pasien-pasiennya justru tak tertolong karena ia ditelan ganasnya ombak lautan. Ketika langit hitam, angin besar, dan ombak menggulung tinggi, ia harus sabar menahan langkah untuk tidak melaut, sambil berharap pasien-pasiennya dapat bertahan menunggu.
Sungguh mulia hatinya. Mengapung mengarungi laut demi nyawa sesama.

Berdasarkan cerita Suster Apung, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Apa pekerjaan ibu Andi Rabiah?
Ibu Rabiah bekerja sebagai seorang suster.

2. Apa dampak pekerjaan itu bagi orang lain?
Dengan adanya ibu Andi Rabiah kesehatan warga masyarakat yang ada di pulau-pulau kecil dapat dilayani.

3. Apakah masyarakat di pulau-pulau kecil di antara Laut Flores, Laut Jawa, dan Selat Makassar menggantungkan kondisi kesehatannnya kepada Ibu Andi Rabiah? Jelaskan.
Masyarakat di sekitar pulau Laut Flores, Laut Jawa, dan Selat Makassar menggantungkan kesehatnnya kepada Ibu Andi Robiah. Berbekal tekad dan perahu ia membantu mengobati pasien-pasien di sana.

4. Apa yang akan terjadi jika Ibu Andi Rabiah tidak dapat mendatangi pasiennya?
Jika ibu Rabiah tidak dapat mendatangi pasien maka pasien-pasiennya tak tertolong

5. Apakah dalam menjalankan pekerjaannya, Ibu Andi Robiah juga memerlukan batuan orang lain? Jelaskan.
Dalam menjalankan pekerjaanya ibu Rabiah memerlukan bantuan dari para penyewa kapal.

6. Apa yang akan terjadi jika tidak ada orang yang menyewakan perahu kepada Ibu Andi Robiah?
Jika tidak ada orang yang menyewakan kapalnya maka pekerjaan ibu Rabiah akan terganggu.