Selasa, 14 April 2020

Cara Makhluk Hidup Memperoleh Makanan

Kabid Dikdas
Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Mereka memiliki cara sendiri-sendiri dalam mendapatkan makanan. Manusia memperoleh makanan dari tanaman padi yang sengaja ditanam di sawah. Proses penanaman padi dimulai dengan mempersiapkan lahan, menanam bibit padi, pemupukan dan penyiangan, pemanenan, penjemuran, pengilingan, dan terakhir memasak beras menjadi nasi yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Sangat panjang dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menikmati sepiring nasi.

1. Menanam Padi
Awal mula proses penanaman padi adalah pengolahan lahan. Sawah digenangi air kemudian sawah dibajak menggunakan hewan kerbau atau sapi untuk membajak namun sekarang mulai diganti dengan mesin yaitu traktor, Setelah lahan siap bibit padi ditanam di lahan sawah. Proses penanaman padi di sawah dinamakan tandur (Jawa) yang artinya menata sambil mundur, Bibit padi ditanam dengan jarak tertentu untuk memperoleh hasil panen padi yang baik.

Setelah bibit padi tertanam kita tinggal menunggu padi sampai benar-benar tumbuh dengan baik. Diperlukan perawatan dan pengawasan agar padi tumbuh dengan baik. Sering diperiksa apakah ada hama atau perairan sawah yang kurang, biasanya di sela-sela padi terdapat tumbuhan liar yaitu gulma. Pemumupukan juga dilakukan agar tanaman padi tumbuh dengan baik.

2. Panen
Ketika padi mulai menguning berumur sekitar 100 hari padi siap untuk dipanen, biasanya para petani mencari orang yang bekerja untuk memanen. Pada jaman dahulu menggunakan alat penuai padi yang disebut ani-ani yang berbentuk seperti arit namun bentuknya lebih kecil. Kemudian padi yang telah dipotong dikumpulkan di satu tempat dan ada orang yang bekerja merontokkan padi dari batangnya. setelah padi rontok dimasukkan dalam karung dan dibawa pulang ke rumah pemilik sawah untuk dijemur.

3. Penjemuran
Penjemuran dilakukan dengan cara dijemur dengan cara ini mengunakan lantai jemur yang tebuat dari semen, dilapisi terpal agar tidak terlalu panas dan gabah tidak tercecer, lantai jemur bersih dari sisa gabah. Pengeringan dilakukan sampai kadar air benih mencapai 11-12%. Padi yang sudah selesai dipanen harus segera dikeringkan dengan menjemur dibawah panas matahari. Penjemuran cukup 2-3 hari. Selama dijemur perlu dibalik dua kali agar keringnya merata. Tujuan pengeringan gabah adalah:
  • Menurunkan kadar air gabah, pada waktu panen kadar air gabah 23-27%, setelah dikeringkan kadar airnya 11-12% dengan kadar air tersebut maka gabah dapat tahan lama dalam penyimpanan.
  • Meringankan pengangkutan dengan berat gabah berkurang biaya transport dapat diperkecil.
  • Menghindari dari serangan hama dan penyakit sewaktu gabah disimpan.

4. Penggilingan
Proses penggilingan adalah memisahkan kulit padi dari buliran padi yang nantinya akan menghasilkan beras. Alat yang digunakan untuk proses ini biasa dikenal dengan nama mesin selep (penggiling padi). Ada yang menamakan alat penggilingan padi dengan nama huller, Alat ini biasanya mendatangi rumah rumah warga yang mempunyai gabah (buliran padi) yang ingin digiling Proses penggilingan padi ini mudah sekali, pertama padi dimasukkan kedalam penggilingan. Setelah dimasukkan langsung keluar beras tapi masih belum bersih sehingaa harus dimasukkan lagi kedalam penggilingan ini. Setelah dimasukkan lagi kedalam penggilingan lagi baru didapatkan padi yang bersih dan siap untuk dikonsumsi.

Jaman dahulu proses pengolahan padi menjadi beras masih sangat sederhana. Proses pengolahan ini menggunakan alat yang dinamakan lesung dan penumbuknya yang dinamakan alu (antan). Penumbukan dilakukan secara bergotong royong beberapa orang warga. Ketika menumbuk padi mereka sambil bernyanyi-nyanyi dengan iringan bunyi yang dihasilkan oleh lesung dan alu. Setelah padi ditumbuk, padi dipisahkan antara kulit dan berasnya. Dari proses penumbukan padi ini dihasilkan tiga jenis bahan yaitu beras, merang, dan dedak.

5. Menanak Nasi
Proses menanak nasi dimlai dengan mengambil dan menakar beras. Takar dan timbang beras yang nantinya akan di masak, ingat setiap satu takar beras nanti akan menjadi dua kali lipat ketika sudah menjadi nasi, jadi ambillah beras secukupnya. Cara memasak nasi dengan cara tradisional, mungkin saat ini sudah jarang dilakukan karena sudah ada alat khusus untuk menanak nasi yang menggunakan listrik.

Menanak nasi dengan cara tradisional dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  • Masukkan beras kedalam wadah (jawa : cething) untuk di bersihkan, bilas dengan air bersih. Proses pencucian beras ini bertujuan untuk menghilangkas sisa-sisa kulit padi atau kotoran lain yang masih bercampur dengan beras. Proses pencucian cukup disiram air saja yang penting kotoran dapat terbuang. Saran dari saya jangan mencuci beras dengan diremas-remas karena dikhawatirkan zat gizi yang ada dalam beras akan ikut terbuang.
  • Ambil beras yang sudah di cuci tadi, tempatkan di dalam panci, lalu masukkan air hingga ± 2 cm di atas permukaan beras lalu diamkan beberapa saat. Masak nasi di panci tadi hingga ½ matang (jawa : karon). Setelah ± 10 menit masak nasi di panci tadi dengan api sedang hingga ½ matang atau hingga air di dalam panci tadi menguap dan habis, aduk pelan pelan, jika sudah hilang airnya dan beras jadi agak susah di aduk, angkat panci dan diamkan lagi nasi yang masih ½ matang tersebut.
  • Panaskan dandang yang tentunya sudah ada airnya, tunggu hingga air mendidih. Letakkan pada bagian atas dandang ini tempat untuk memasak nasi yang dinamakan kukusan. Masukkan nasi yang ½ matang tadi ke dalam kukusan. Setelah air di dalam dandang mendidih masukkan nasi tadi lalu tutup rapat rapat menggunakan penutup yang terbuat dari tanah liat (jawa : kekeb), dan tunggu hingga benar benar matang ± 30 menit.
  • Pindahkan nasi yang sudah matang ke dalam tampah yang sudah diberi alas plastik agar nasi tidak menempel pada tampah (jawa : ian). Kipasi nasi menggunakan kipas yang terbuat dari anyaman bambu (jawa : ilir) sambil diaduk-aduk menggunakan alat pengaduk (jawa : centhong) hingga nasi menjadi dingin. Masukan nasi ke tempat nasi (jawa : wakul), nasi pun siap di nikmati.

6. Menghidangkan Nasi
Cara menghidangkan nasi bermacam-macam caranya. Di atas meja makan tersedia sepiring nasi untuk setiap orang. Di tengah-tengah meja itu ada beberapa macam lauk-pauk ; ikan goreng, sayur, gulai dan kerupuk.

Cara Tumbuhan Memperoleh Makanan
Cara tumbuhan membuat makanan dinamakan fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembuatan energi atau zat makanan/glukosa yang berlangsung atas peran cahaya matahari dengan menggunakan zat hara/mineral, karbondioksida dan air. Makhluk hidup yang mampu melakukan fotosintesis adalah tumbuhan, alga dan beberapa jenis bakteri. Fotosintesis sangat penting bagi kehidupan di bumi karena hampir semua makhluk hidup bergantung pada energi yang dihasilkan oleh proses fotosintesis. Yang dibutuhkan tumbuhan saat fotosintesis adalah air, karbondioksida, cahaya sebagai sumber energi.

Fungsi Fotosintesis
Fungsi Fotosintesis sebagai berikut.
  • Fungsi utama fotosintesis untuk memproduksi zat makanan berupa glukosa. Glukosa menjadi bahan bakar dasar pembangun zat makanan lainnya, yaitu lemak dan protein dalam tubuh tumbuhan. Zat-zat ini menjadi makanan bagi hewan maupun manusia.
  • Fotosintesis membantu membersihkan udara, yaitu mengurangi kadar CO2 (karbondioksida) di udara karena CO2 adalah bahan baku dalam proses fotosintesis. Sebagai hasil akhirnya, selain zat makanan adalah O2(Oksigen) yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan.

Proses Fotosintesis
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Berikut ini adalah persamaan reaksi fotosintesis yang menghasilkan glukosa.
6H2O + 6CO2Sinar matahari→C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Klorofil

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas.klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar Matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.

Cara Hewan Memperoleh Makanan

Cara hewan memperoleh makanan dengan cara berburu mangsanya. Sebagai contoh cicak memburu hewan-hewan kecil untuk dijadikan makanannya. Cicak menggunakan lidahnya yang panjang dan lengket untuk menangkap lalat, nyamauk, dan hewan kecil lainnya.