Sabtu, 18 April 2020

Abu | Arti Peribahasa yang Mengandung Kata “Abu”

Kabid Dikdas
Abu | Arti Peribahasa yang Mengandung Kata “Abu”

Berikut ini adalah contoh-contoh peribahasa yang mengandung kata “abu”

Seperti abu di atas tunggul

Arti peribahasa di atas adalah keadaan tidak tetap dan dengan mudah dapat terhalau (tercampak). Peribahasa ini menggambarkan keadaan suami dalam rumah tangga dalam keluarga istri di wilayah Minangkabau.

Sudah jadi abu arang

Arti peribahasa di atas adalah kondisi atau keadaan yang sudah rusak parah dan tidak dapat ditolong. Jadi abu arang maksudnya sudah terbakar hingga tidak tersisa. Adapun yang tersisa adalah bekas musibah (kebakaran).

Terpegang di abu hangat


Arti peribahasa di atas adalah orang yang baru memulai suatu pekerjaan tetapi sudah mendapatkan musibah. Abu hangat mewakili sesuatu yang tidak nyaman. Kondisi abu hangat menunjukkan bahwa keadaan yang disangkat tidak berbahaya. Kata terpegang menandakan tidak sengaja memegang.

Kalah jadi abu, menang jadi arang

Arti peribahasa di atas adalah sama-sama tidak ada yang diuntungkan, semua akan menjadi pihak yang kalah. Abu adalah sisa pembakaran, begitu pula dengan arang, juga merupakan sisa pembakaran. Jadi, meskipun menang (apalagi kalah) sama-sama menjadi korban. Peribahasa ini digunakan untuk mengingatkan bahwa tidak aka nada pihak yang diuntungkan dari sebuah pertengkaran. Pihak yang bertengkar pasti mengalami kerugian.

Beridiang di abu dingin

Arti peribahasa di atas adalah tidak mendapatkan apa-apa. Berdiang adalah tindakan menghangatkan badan dengan cara mendekatkan diri kepada api. Tetapi karena berdiang di abu yang dingin, maka tindakan berdiangnya tidak membuahkan hasil. Peribahasa ini digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika bertamu tetapi tidak mendapatkan suguhan sama sekali dari tuan rumah. Maka,  disebut meskipun sudah berkunjung tidak juga mendapatkan sesuatu (suguhan).

Jadi abu arang

Arti peribahasa di atas adalah sudah using atau sudah basi. Kata abu dan arang (seperti penjelasan sebelumnya) menunjukkan bahwa sesuatu yang sudah mengalami pembakaran. Maka sesuatu tersebut sudah tidak lagi berguna karena memang tidak lagi bisa digunakan. Peribahasa tersebut digunakan untuk menggambarkan pembicaraan yang tidak berguna.


Peribahasa yang mengandung kata abu, acap kali bersanding juga dengan kata arang. Kedua hal tersebut merupakan hal yang tidak sama tapi serupa.


Demikian penjelasan tentang peribahasa yang mengandung abu. Silahkan baca juga penjelasan mengenai peribahasa dan pengertiannya dalam artikel yang lain.